Pola Bakteri Berdasarkan Hasil Kultur dan Sensitivitas Antibiotik pada Penderita Abses Leher Dalam di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 2019-2021

Authors

  • Aurelia Agantha Salim Universitas Andalas
  • Yuniar Lestari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
  • Ade Asyari Departemen THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP Dr. M. Djamil Padang
  • Netti Suharti Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
  • Cimi Ilmiawati Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

DOI:

https://doi.org/10.25077/jokli.v2i1.37

Keywords:

Pola bakteri, hasil kultur, uji sensitivitas antibiotik, antibiotik empiris, abses leher dalam

Abstract

Latar Belakang : Penyakit abses leher dalam merupakan perluasan peradangan dari berbagai sumber infeksi yang membentuk suatu pus di dalam ruang potensial leher dalam. Infeksi pada ruang potensial leher dalam dapat disebabkan oleh bakteri aerob, bakteri anaerob, maupun multibakterial. Terapi antibiotik empiris diberikan sebelum hasil kultur dan uji sensitivitas antibiotik didapatkan. Tatalaksana pemberian antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya resistensi antibiotik. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas antibiotik pada penderita abses leher dalam di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2019-2021. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dengan teknik total sampling dan menggunakan data sekunder. Sampel penelitian adalah pasien abses leher dalam yang terdapat hasil kultur dan uji sensitivitas antibiotik di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2019-2021 dengan total 77 pasien. Hasil : Hasil pada penelitian ini menunjukkan usia terbanyak ialah usia pertengahan (>44-59 tahun) (37,7%), jenis kelamin terbanyak ialah laki-laki (74%), lama perawatan terbanyak ialah < 7 hari (44,2%). Jenis abses leher dalam terbanyak ialah abses submandibula (42,9%), etiologi paling banyak ialah infeksi odontogenik (71,4%), terapi antibiotik empiris yang paling banyak digunakan ialah kombinasi ceftriaxone dan metronidazole (68,8%), hasil kultur terbanyak ialah bakteri Klebsiella pneumonia (18,2%), antibiotik dengan angka sensitif tertinggi ialah antibiotik amikacin (89,7%) dan meropenem (82,4%), dan angka resisten tertinggi ialah antibiotik amoxicillin (100%) dan ampicillin (93,3%). Kesimpulan : pola bakteri berdasarkan hasil kultur ialah Klebsiella pneumoniae dan uji sensitivitas antibiotik didapatkan gentamicin dengan kombinasi metronidazole yang dapat digunakan sebagai antibiotik empiris pada penderita abses leher dalam.

References

Buckley J, Harris AS, Addams-Williams J. Ten years of deep neck space abscesses. J Laryngol Otol. 2019;133(4):1–5.

Aynehchi B., Har-El G. Deep neck infection. 5th ed. Byron JB, editor. Bailey Head and Neck Surgery Otolaryngology. Philadelphia: Lippincont Raven Publisher; 2014. p. 794–813.

Pires Brito T, Hazboun IM, Fernandes FL, Bento LR, Zappelini CEM, Chone CT, et al. Deep neck abscesses: Study of 101 Cases. Braz J Otorhinolaryngol. 2016;83(3):341–8.

Velhonoja J, Lääveri M, Soukka T, Irjala H, Kinnunen I. Deep neck space infections: an upward trend and changing characteristics. Eur Arch Oto-Rhino-Laryngology. 2020;277(3):863–72.

Sartika Sari NL, Arta Eka Putra I, Budayanti N. Karakteristik penderita abses peritonsil di RSUP Sanglah Denpasar Periode Tahun 2010-2014. Medicina (B Aires). 2018;49(2).

Rzepakowska A, Rytel A, Krawczyk P, Osuch-Wójcikiewicz E, Wid?ak I, Deja M, et al. The factors contributing to efficiency in surgical management of purulent infections of deep neck spaces. Ear, Nose Throat J. 2021;100(5):354–9.

Humaida R. Strategy to handle resistance of antibiotics. J Major. 2014;3(7):1-5.

Sitorus RL. Karakteristik abses leher dalam di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2013-2018 [tesis]. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2020. Available from: https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/29571?show=full

Prahasanti K. Gambaran kejadian infeksi pada usia lanjut. Qanun Med. 2019;3(1):1-5.

Intan M, Surjotomo H. Gambaran pasien abses leher dalam dengan diabetes melitus dan tanpa diabetes melitus di bagian IK THT-KL di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2018 – 31 Desember 2019. Malang Otorhinolaryngol Head Neck Surg J. 2022;1(2):7–13.

Hamasha AAH, Alshehri A, Alshubaiki A, Alssafi F, Alamam H, Alshunaiber R. Gender-specific oral health beliefs and behaviors among adult patients attending King Abdulaziz Medical City in Riyadh. Saudi Dent J. 2018;30(3):226–31.

Notohartojo IT. Merokok dan karies gigi di indonesia: Analisis lanjut riskesdas 2013. J Penelit dan Pengemb Pelayanan Kesehat. 2018;2(3):1–7.

Hirokawa K, Utsuyama M, Hayashi Y, Kitagawa M, Makinodan T, Fulop T. Slower immune system aging in women versus men in the Japanese population. Immun Ageing. 2013;10(1).

Yanti LA, Lubis FM, Bahar E, Ghanie A. Factors associated with the length of stay of deep neck abscess patients. Oto Rhino Laryngol Indones. 2022;52(1).

Pradipta CP, Yusuf M, Sensusiati AD. Hubungan antara karakteristik pasien abses leher dalam terhadap hasil akhir pengobatan. 2020;13(1):1–6.

Maharaj S, Ahmed S, Pillay P. Deep neck space infections: a case series and review of the literature. SAGE Journals. 2019;12:1–5.

Almutairi DM, Alqahtani RM, Alshareef N, Alghamdi YS, Al-Hakami HA, Algarni M. Deep neck space infections: a retrospective study of 183 cases at a tertiary hospital. Cureus. 2020;12(2):1–8.

Jenkins GW, Bresnen D, Jenkins E, Mullen N. Dental abscess in pediatric patients: a marker of neglect. Pediatr Emerg Care. 2018;34(11):774–7.

Zatadin ZM, Eltadeza R, Primayanti YQ, Pramesti NA, Amalia MN. Gambaran klinis, penegakan Diagnosis dan tatalaksana abses leher dalam di RSUD Karanyangar. In: National Symposium and Workshop Continuing Medical Education XIV. Proceeding Book National Symposium and Workshop Continuing Medical Education XIV; 2021. p. 1445–69.

Katzung BG. Basic clinical pharmacology. 14th ed. North America: Mc Graw Education; 2018. p. 804–96.

Setiabudy R., Vincent H. G. Farmakologi dan terapi. 4th ed. Ganiswarnaa SG, editor. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI; 2016. p 639–44.

Hartedja KK, Yue R, Moehario LH. Microbe pattern and risk factors of deep neck abscess in Atma Jaya Hospital. Damianus J Med. 2021;20(1):26–32.

Rijal S, Romdhoni AC. Bacteria pattern, results of antibiotic sensitivity test, and complications of deep neck abscess patients in Dr. Soetomo General Hospital. Biomol Heal Sci J. 2018;1(2):124–30.

Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi kedokteran. 27th ed. EGC; 2014. p 198–268.

Sharma K, Das D, Joshi M, Barman D, Sarma AJ. Deep neck space infections - a study in diabetic population in a tertiary care centre. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg. 2017;70(1):22–7.

Aguslia SD, Farokah. Pola kuman dan sensitivitas terhadap antibiotik pasien abses Leher dalam di RSUP Dr. Kariadi Semarang periode April 2012 - April 2015. Medica Hosp. 2016;3(3):164–9.

Indrayani LW, Putra IDAE. Pola kuman dan sensitifitas antibiotika pada pasien abses leher dalam di RSUP Sanglah Denpasar periode 1 Januari-31 Desember 2014. Medicina (B Aires). 2019;50(1):143–7.

Pogue JM, Bonomo RA, Kaye KS. Ceftazidime/Avibactam, Meropenem/Vaborbactam, or both? Clinical and formulary considerations. Clin Infect Dis. 2019;68(3):519–24.

Bush K, Bradford PA. ?-Lactams and ?-Lactamase Inhibitors: An overview. Cold Spring Harb Perspect Med. 2016;6(8):1–17.

Mungul S, Maharaj S. Microbiology of paediatric deep neck space infection. Int J Pediatr Otorhinolaryngol. 2019;123:116–22.

Sebastian A, Antony PG, Jose M, Babu A, Sebastian J, Kunnilathu A. Institutional microbial analysis of odontogenic infections and their empirical antibiotic sensitivity. J Oral Biol Craniofacial Res. 2019;9(2):133–8.

Downloads

Published

2023-12-26

How to Cite

Salim, A. A. ., Lestari, Y., Asyari, A., Suharti, N., & Ilmiawati, C. (2023). Pola Bakteri Berdasarkan Hasil Kultur dan Sensitivitas Antibiotik pada Penderita Abses Leher Dalam di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 2019-2021. Jurnal Otorinolaringologi Kepala Dan Leher Indonesia, 2(1). https://doi.org/10.25077/jokli.v2i1.37

Issue

Section

Penelitian